Aksi Mahasiswa BEM Seluruh Indonesia Geruduk Istana Bogor, Jumat (27/3/2015) |
Pihak Istana mulai rajin mengundang kaum kritis untuk makan siang di Istana. Setelah Selasa kemarin mengundang para pengamat politik, Selasa (21/4) nanti giliran para aktivis dan gerakan mahasiswa yang akan dijamu di Istana. Menanggapi ini, sebagian mahasiswa memastikan akan datang. Namun, ada juga pihak yang khawatir jamuan tersebut bisa meredam aksi mahasiswa pada 20 Mei nanti.
Undangan makan siang nanti sebenarnya bukan bareng Jokowi, melainkan bersama Wantimpres. Rencananya, acara digelar pada Selasa (21/4), dari pukul 12 siang pukul 4 sore di ruang rapat besar Gedung Wantimpres, Komplek Istana, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Undangan untuk acara ini sudah dikirimkan ke ketua-ketua BEM dan organisasi ekstra mahasiswa sejak 14 April kemarin.
Dalam undangan yang berkop Kementerian Sekretariat Negara tersebut disebutkan, acara utamanya adalah diskusi terbatas dengan tema "Dialog Mencari Solusi Permasalahan Bangsa". Sebelum acara, semua akan diadakan makan siang bersama.
Ada 15 kelompok yang diundang, yaitu sembilan BEM dan enam organisasi eksktra. Untuk BEM terdiri atas BEM Universitas Indonesia, BEM Institut Teknologi Bandung, BEM Institut Pertanian Bogor, BEM Universitas Brawijaya, BEM Universitas Gadjah Mada, BEM Universitas Hasanuddin, BEM Universitas Muhammadiyah Makassar, BEM UIN Syarif Hidayatullah, dan BEM Universitas Sumatera Utara.
Sedangkan untuk organisasi ekstra yang diundang adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Pergekarakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Ketua Presidium GMNI Twedy Noviandi Ginting mengaku sudah mendapat undangan tersebut.
"Rencananya saya akan hadir Mas," ucapnya kepada Kantor Berita Politik RMOL (Sabtu, 18/4).
Twedy sangat mengapresiasi undangan tersebut. Dia menganggap pertemuan nanti menjadi momentum untuk menyampaikan masukan dan kritikan langsung terhadap pemerintahan Jokowi-JK.
Soal kekhawatiran jamuan nanti bisa menggembosi gerakan mahasiswa, Twedy menilai berlebihan.
"Saya kira kekhawatiran itu kurang tepat. Undangan tersebut tidak akan mengubah sikap dan prinsip kami dalam menilai pemerintahan Jokowi," tegasnya.
Ketua Predium PMKRI Lidya Natalia Sartono juga memastikan akan datang di acara nanti. "Supaya kita tahu mau diurus bagaimana negara ini oleh pemerintah," ucapnya kepada Kantor Berita Politik RMOL.
Menurut Lidya, adanya kekhawatiran undangan untuk meredam aksi mahasiswa pada 20 Mei nanti, adalah hal yang wajar. Yang jelas, sikap PMKRI tidak akan terpengaruh karena jamuan makan siang itu. "Hadir atau tidaknya PMKRI tidak akan mengurangi kekritisan kami kepada pemerintah," tegasnya.
Sedangkan Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid masih mikir-mikir. "Kami bau obrolin dulu dengan teman-teman. Kami akan rapatin jam 10 malam ini (tadi malam) untuk menentukan datang atau tidak," ucapnya kepada Kantor Berita Politik RMOL.
0 komentar:
Posting Komentar